Rabu, 16 Juni 2010

Matematika Kehidupan


Perhitungan matematika memberikan gambaran akan pentingnya sebuah pengorbanan dan pemahaman akan saling memberi dan menerima. Hal ini terbukti dari banyaknya rumus matematika yang sangat sepadan dengan ajaran-ajaran kehidupan. Perkalian, memberikan pelajaran untuk terus meningkatkan taraf kehidupan dengan memperhitungkan segala kemungkinan resiko yang akan dihadapi. Pembagian, memberikan pelajaran untuk saling memberi dan memahami akan kebutuhan masing-masing individu sehingga tercipta sebuah keharmnisan dalam menjalankan kehidupan. Penjumlahan, memberikan pelajaran untuk meningkatkan motivasi yang ada dalam diri untuk terus bertahan hidup dengan tidak mengabaikan hal-hal yang dilarang, karena tujuan kehidupan di dunia ini adalah untuk bertahan hidup. Pengurangan, memberikan pelajaran akan setiap kemungkinan-kemungkinan resiko yang akan dihadapi dalam kehidupan sehingga memberikan perintah kepada diri untuk mempersiapkan "tameng" dalam menghadapi setiap kekurangan hidup.

Itulah irama kehidupan yang harus dilalui untuk menjalani hidup yang baik dan jauh dari hal-hal yang merugikan diri sendiri

Rabu, 09 Juni 2010

Anugrah Ilahi


oleh: Ahmad Yamany Arsyad

Dalam kehidupan, terkadang kita lupa akan betapa besarnya kuasa Ilahi. Bila kita mau berpikir dan melakukan tindakan dengan dasar kebaikan dan keikhlasan maka "tangan-tangan" Tuhan akan langsung bekerja tanpa kita sadari keberadaannya. Kata orang "hidup ini penuh dengan perjuangan", tapi menurut penulis perjuangan itu tidak akan terasa susah bila segala sesuatu yang kita perjuangkan menyandarkan diri sepenuhnya terhadap kuasa Ilahi. Ungkapan yang sering dikatakan sebagian manusia di atas, seakan-akan memberikan kita gambaran bahwa hidup itu sangat susah. Padahal kenyataannya hidup itu ternyata adalah karunia terindah yang di berikan oleh Tuhan untuk kita nikmati. Tidak ada kenikmatan yang susah karena semua berujung pada keindahan dan "Syurga".

Ada hal-hal di dunia ini yang bisa membuat kita terluka, bahagia, bersedih dan tertawa terbahak-bahak. Semua itu adalah anugerah yang diberikan-Nya karena tanpa adanya rasa yang diberikan kepada manusia maka hal-hal tersebut tidak akan kita rasakan dan jadikan cipta karsa dalam diri.

Dalam berfikirpun terkadang banyak anugerah yang diberikan-Nya, sebagai contoh: disaat kita mengendarai kendaraan, apakah kita pernah bertanya pada dalam diri, kenapa saya bisa pandai mengendarai kendaraan? Kenapa lebih banyak orang yang selamat berkendaraan daripada yang kecelakaan? Kenapa kita bisa menghindari setiap lubang yang ada dijalan? Kenapa kita dengan spontanitas mengerem kendaraan bila ada polisi tdur? dan sebagainya. Semua itu karena adanya anugrah yang diberikan Tuhan kepada kita melalui saraf-saraf motorik yang ada diotak. Mungkin menurut sebahagian kita adalah hal yang biasa, tapi bila kita sadar dan mengolah akal kita untuk berpikir mungkin kita akan selalu bersyukur akan setiap anugrah yang diberikan-Nya.

Hal-hal yang menjadi kebiasaan kita terkadang membuat kita lupa. Ada ungkapan mengatakan "ala biasa karena biasa", tapi apa kita pernah berpikir kebiasaan itu muncul darimana???

Sabtu, 05 Juni 2010

SISI LAIN PEMIKIRAN


Saat pemikiran selalu tertuju pada satu titik yang pasti, kadang kita lupa akan sesuatu yang sebenarnya ada pada sisi lain yang merupakan sebuah kepastian juga.
Hal inilah yang terkadang membuat sebuah kegagalan itu menyakitkan karena kita fokus dan selalu tertuju pada satu titik tanpa mengindahkan sisi lain yang ada di sekitar kita.
Seagai contoh, baik di bangku sekolah ataupun di bangku perkuliahan, kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan nilai yang bagus pada salah satu mata pelajaran atau salah satu mata kuliah dengan mempelajari buku-buku pedoman yang telah ada dan atau di siapkan atau di tentukan oleh para pengajar. Nah, karena kita hanya terfokus dan terpaku pada satu titik (yaitu, mendapatkan nilai) tanpa melihat sisi lain (pelajaran dan ilmu), kita hanya menurut dan berusaha semaksimal mungkin menghafal setiap kata yang ada pada buku yang sudah di tentukan tersebut. Padahal, masih banyak buku-buku lain yang membicarakan tentang satu mata pelajaran/kuliah (misalnya) yang kita kompetisikan untuk mendapatkan nilai. Pada saat kita telah berusaha tetapi kenyataannya kita gagal, maka rasa kecewa dan marah pada pelajaran/mata kuliah tersebut (termasuk pengajarnya) akan muncul dan membesar seperti gelindingan bola salju.
Seandainya dari awal kita mempelajari salah satu mata pelajaran/kuliah tersebut dengan mengenyampingkan kompetisi nilai yang ada dan hanya berharap pada ilmu yang ingin di peroleh. Maka, baik ada atau tidak ada buku-buku yang sudah ditentukan, kita dengan spontanitas akan mencari buku-buku yang terkait dengan mata pelajaran/kuliah tersebut dan memperlajari serta memahami isinya dengan baik tanpa harus menghafalkan setiap kata di dalam buku tersebut. Nah, ketika kita gagal dalam mendapatkan nilai yang diinginkan, maka tidak ada rasa kecewa yang begitu besar yang akan muncul dalam diri.

Nah, bagi teman-teman pembaca blog ini, belajarlah menggunakan otak dan akal kalian untuk berpikir dua sisi, karena memang kehidupan ini di ciptakan saling berpasangan dan itu adalah suatu kepastian dan suatu hal yang mutlak adanya.

Bedakan antara fokus dan konsentrasi, fokus yaitu suatu tindakan menyatukan pikiran dalam satu pemikiran. Sedang konsentrasi yaitu suatu tindakan menyatukan pemikiran dalam satu pikiran.